Jumat, 17 Juni 2011

Kerinduanku, Ketakutanku

Kerinduanku, Ketakutanku

Oleh : Xetia Awan

Kerinduanku...
Ketakutanku...
Menyatu menjadi satu
Akankah kau tetap di sisiku?
Di saat ku jatuh
Di kala kau jenuh

Akankah kau lelah?
Tuk tetap pelihara rasa
Yang kau simpan untuku saja

Ku tetap merindu
Meski kau di sisiku,
Dihadapanku

Ku tetap saja takut,
Walau ucapmu
Hanya satu, diriku.

Kaulah kerinduanku...
Kaulah ketakutanku...
Satu, dirimu.

Ditulis kembali dari Artikel Facebook (19-07-2010)

Untukmu Ibu

Untukmu Ibu

Oleh: Xetia Awan



Dia mulai tampak tua dan lelah
Menelan manis pahit kehidupan


Tampak cekung di wajahnya

berkerut di sisi kiri kanannya

Usia telah lama menemaninya
kini tersisalah kurang dari separuhnya



Iba aku melihatnya,

tak terasa
usia yang mengiringi kedewasaanku
mengiringi pula ketuaannya



Bilakah dia masih percaya

adanya kesempatan untukku berbakti kepadanya
padahal aku kian putus asa ?



Ketegarannya mengiringi jalan hidupku,

meski aku menangis, mengeluh,
bahkan jatuh dalam kegagalan....
dia tak pernah kecewa.



Hanya satu kebanggaannya:

aku terbaik baginya.
Meski seluruh isi dunia berkata 'tidak'
tapi baginya 'ya, ananda bisa!'



Ibu, kau yang terbaik

24 tahun sudah aku merasakan kasihmu...
Tak pernah berkurang...
malah kian besar ku rasakan.



Bila saja Tuhanku...

menyuruhku bersujud kepada selain-Nya..
ananda rela menyembahmu...
berlutut, dan menyerahkan seluruh jiwa ragaku.
Untukmu, Ibu.

Ditulis kembali dari Artikel Facebook (20-08-2010)