Untukmu Ibu
Oleh: Xetia Awan
Dia mulai tampak tua dan lelah
Menelan manis pahit kehidupan
Tampak cekung di wajahnya
berkerut di sisi kiri kanannya
Usia telah lama menemaninya
kini tersisalah kurang dari separuhnya
Iba aku melihatnya,
tak terasa
usia yang mengiringi kedewasaanku
mengiringi pula ketuaannya
Bilakah dia masih percaya
adanya kesempatan untukku berbakti kepadanya
padahal aku kian putus asa ?
Ketegarannya mengiringi jalan hidupku,
meski aku menangis, mengeluh,
bahkan jatuh dalam kegagalan....
dia tak pernah kecewa.
Hanya satu kebanggaannya:
aku terbaik baginya.
Meski seluruh isi dunia berkata 'tidak'
tapi baginya 'ya, ananda bisa!'
Ibu, kau yang terbaik
24 tahun sudah aku merasakan kasihmu...
Tak pernah berkurang...
malah kian besar ku rasakan.
Bila saja Tuhanku...
menyuruhku bersujud kepada selain-Nya..
ananda rela menyembahmu...
berlutut, dan menyerahkan seluruh jiwa ragaku.
Untukmu, Ibu.
Ditulis kembali dari Artikel Facebook (20-08-2010)